Semua yang kita alami selama hidup di dunia ini di awali dengan belajar akan suatu hal, baik itu belajar jalan ataupun belajar mendapatkan kehidupan yang layak. Tujuan kita masuk dan duduk di bangku pendidikan selama bertahun-tahun adalah untuk dapat bertahan hidup di planet biru yang kecil ini dengan waktu yang sangat singkat, dan kalau anda beruntung, anda bisa mendapatkan kehidupan yang layak yang anda impi-impikan seperti yang anda lihat di banyak media.
Telah menjadi sebuah rahasia umum bahwa 90% orang di dunia ini hidup dengan 10% kekayaan yang dimiliki bumi ini baik yang bersifat materi atau yang non materi, sementara ada 10% orang di dunia ini hidup sebaliknya, menikmati 90% kekayaan yang dimiliki alam ini.
Apakah ini menjadi sebuah kebetulan ataukah ada hal yang bisa kita pelajari sehingga kita bisa hidup dengan layak sesuai dengan definisi masing-masing. Satu fakta yang menarik yang mungkin telah diketahui oleh semua orang namun tidak diamalkan adalah semuanya bisa di pelajari jika anda mau belajar.
Mungkin pertanyaan yang tepat untuk ditanyakan adalah bagaimana caranya mencari nafkah. Nafkah sendiri sering dihubung-hubungkan dengan uang atau orang sering berkata bahwa nafkah adalah uang. Orang pada umumnya mereka mencari nafkah untuk bertahan hidup dan dalam pikiran mereka terjadi pertandingan bola tenis yang tak henti-hentinya terjadi sampai kedua pemainnya menyerah.
Mungkin anda pertandingan tersebut juga terjadi dalam pikiran anda. Di satu sisi anda berpikir bahwa anda ingin mendapatkan penghasilan yang lebih atau uang yang lebih, tapi di sisi lain ada suara dalam kepala anda yang mengatakan kepada anda bahwa uang itu jahat, sumber ketidak bahagiaan karena uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Dari kecil mungkin anda sudah diajarkan bahwa lebih baik hidup biasa-biasa saja.
Apakah Uang Itu Sifatnya Jahat?
Hal yang sama juga terjadi di keluarga saya. Ibu saya memiliki saudara yang bisa dibilang tidak pernah akur satu sama lain sampai sekarang. Entah apa masalahnya, sehingga kakak pertama di keluarga ibu saya memilki sangat banyak masalah walaupun dia adalah seorang direktur di perusahaan BUMN. Karena masalah yang saya juga tidak mengerti belum berhenti sampai sekarang. Keluarga saya pun mengambil kesimpulan bahwa hidup berkecukupan itu lebih baik.
Lebih baik lagi kalau sedikit uang tapi tenang dan bisa tidur nyenyak daripada banyak uang tapi tidak bisa tidur setiap malam seperti kakak pertama di keluarga ibu saya. Singkat cerita kita pun menjadi keluarga pada umumnya dan hidup biasa-biasa saja sampai hari dimana saya tidak mau menerima hal tersebut karena saya belajar bahwa orang yang berkata bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan itu sangat sedikit pengetahuannya. Uang memang bukan segalanya, tapi uang adalah daya ungkit yang bisa membantu anda mendapatkan apa yang anda inginkan.
Mungkin anda berpikir kata uang terlalu kasar, tapi menarik untuk dibicarakan, jika anda masih kuat, mari lanjut!. Orang-orang yang berpikir bahwa uang adalah syaitan sebenarnya memiliki pengetahuan yang sangat sempit, bukan uangnya yang syaitan tapi manusianyalah yang memiliki sifat-sifat jahat. Adalah hal yang seratus persen luar biasa tidak mungkin anda menemukan unsur-unsur kesyaitanan didalam partikel-partikel terkecil yang menyusun seluruh benda yang ada di dunia ini termasuk uang.
Apakah mungkin anda menemukan syaitan di dalam proton, neutron, electron, dan isotope (komponen pembentuk atom), setahu saya sangat tidak mungkin, karena hokum fisika tidak bekerja dengan hal-hal gaib (jika ingin tahu lebih, belajarlah mengenai science). Tidak ada salahnya memilki penghasilan yang lebih, semuanya tergantung cara anda menggunakannya, baik atau buruk.
Hidup Seperti Apa Yang Anda Inginkan?
Mungkin pemikiran anda lebih sedikit terbuka sekarang atau mungkin anda sudah tahu akan hal ini tapi ingin tahu cara untuk mendapatkan penghasilan yang lebih dan mendapatkan kehidupan yang layak bagi keluarga anda. Pelajaran paling berharga mengenai cara mencari nafkaf saya dapatkan pada saat saya mendengar materi audio dari program pengembangan diri online yang sekali lagi dalam bahasa inggris.
Perlu anda ketahui bahwa ada dua cara untuk mencari nafkah di dunia ini. “It’s either you work for the classes and live with the masses or you work for the masses and live with the classes” yang artinya Entah itu anda bekerja dan melayani bos anda dan hidup dengan atau seperti orang-orang banyak pada umumnya atau anda bekerja melayani banyak orang dan hidup dengan atau seperti para bos. Para entrepreneur tahu akan hal ini. Saya pun juga memilki sanggahan mengenai konsep ini karena hidup ini adalah pilihan semuanya tergantung pilihan anda nantinya.
Jika memang anda ingin bekerja untuk satu orang atau satu perusahaan dan melayani atau mengerjakan perintah atasan atau bos anda, anda perlu tahu bahwa sangat luar biasa banyak orang yang juga hidup bahagia dengan pekerjaan tersebut dan mendapatkan kehidupan yang layak.
Yang harus anda pahami sekarang adalah semua tidak terjadi dengan seketika. Keinginan anda tidak akan terkabul dengan satu tepukan tangan. Jika hal tersebut terjadi, dunia ini akan menjadi kacau. Hukum-hukum alam yang terjadi adalah yang terbaik untuk manusia, anda tidak mau semua yang anda pikirkan langsung muncul di hadapan anda.
Ada ratusan ribu bahkan jutaan hal yang anda pikirkan setiap hari yang datang dari berbagai arah mengenai berbagai macam hal dan anda tidak bisa membendung hal tersebut sekaligus. Waktu diciptakan agar semua ada prosesnya dan tujuan anda adalah untuk have fun akan proses tersebut. Prosesnya dimulai dari anda belajar, kemudian bertahan dan akhirnya mendapatkan kehidupan anda yang anda inginkan.
Akhir kata, yang ingin saya sampaikan bahwa apapun jalan yang anda ambil, baik itu bekerja untuk bos atau bekerja untuk melayani orang banyak, anda harus memiliki keahlian di bidang anda dan memiliki skill yang memadai sehingga anda bisa mengikuti perkembangan zaman dan mampu bersaing di era global dimana persaingan semakin ketat. Tambah lagi satu skill anda yaitu bahasa inggris dan sekaranglah saatnya untuk belajar bahasa inggris, jangan menunggu wawancara kerja baru belajar hehe..
Salam,
Budi Wahyu Mahardhika
Sumber referensi : ED Institute